Dashboard


Buddha-Dharma Tertinggi Sekali Lagi Mencengangkan Dunia

12/07/2018 14:00 - IRVINE - (PR Distribution™)

Oleh Liu Yinghong

Di dalam agama Buddha, penguasaan terhadap kelahiran dan kematian diri sendiri selalu menjadi legenda. Tetapi pada September 2018, saya melihatnya dengan mata kepala sendiri!

Agama Buddha yang didirikan oleh Buddha Sakyamuni telah tersebar luas di dunia selama lebih dari 2000 tahun dan telah berkembang menjadi berbagai macam sekte dan aliran, dengan pengajaran dan tradisinya masing-masing. Leluhur, biksu terkemuka dan orang-orang yang berkebajikan tinggi membanggakan ajaran dan dharma yang mereka miliki adalah yang terbaik. Masing-masing memamerkan kemampuan mereka untuk mengajarkan pencapaian dan kebebasan tertinggi. Tetapi, apa hasilnya? Menurut pembuktian, hanya sedikit orang dalam sejarah yang benar-benar mencapai kebebasan yang sejati. Sedangkan sebagian besar orang belum dapat mencapai kesempurnaan dalam mempraktekkan dharma. Beberapa yang telah mencapai kesempurnaan yang luar biasa, seperti Bodhidharma, Hui Neng, Hanshan dan lainnya. Dalam waktu baru-baru ini, ada Xu Yun, Hui Ming, Sheng Qing dan master dharma lainnya. Ada juga Guru Padmasambhava, Master Tsongkhapa, Master Karmapa, Venerable Atisa, Venerable Suchandra dan yang lainnya. Namun orang-orang berkebajikan suci dengan pencapaian seperti ini sangatlah langka. Khususnya dalam 100 tahun belakangan, jaman akhir dharma semakin kuat, Dharma sejati Thatagatas sudah hampir sepenuhnya punah. Ini bahkan juga berlaku kepada tokoh-tokoh pemimpin jaman modern yang merupakan orang terkenal di dunia dengan gelar seperti biksu suci atau orang berkebajikan tinggi, yang pada saat mencapai akhir hidupnya, mereka mengalami penderitaan sampai akhir. Mereka belum mencapai kebebasan dari kelahiran dan kematian, apalagi memiliki kendali atas kelahiran dan kematiannya sendiri.

H.H. Dorje Chang Buddha III membawa dharma sejati Tathagatas ke dunia manusia, mengembalikan pengajaran asli dan dharma dari Buddha Sakyamuni, dan bahkan membawa pengajaran yang memampukan para Buddhist untuk mencapai kesempurnaan yang lebih cepat dan tinggi melalui pembinaan yang tekun. Dharma sejati ini termasuk ?Kebebasan Mahamudra yang Tertinggi? dan Tak Tertandingi, “Inisiasi kepada Tantra Batin Suci Jingxing Dharma”, metode pembinaan dharma yang tak tertandingi dan sistematis, serta dharma tertinggi dan bijaksana menuju pencapaian. Ajaran dan dharma tersebut belum pernah sebelumnya diturunkan ke dunia oleh orang suci lainnya sepanjang sejarah dan tidak dapat disebutkan atau dijelaskan secara mendalam. Telah banyak diketahui bahwa H.H. Dorje Chang Buddha III telah mencapai puncak keberhasilannya dalam lima Vidya dan His Holiness memiliki kesadaran suci seorang Buddha. Hal ini telah divalidasi oleh semua bukti nyata. Namun, saya akan menganjurkan semua orang untuk memikirkan satu hal. Pencapaian H.H. Dorje Chang Buddha III, seperti halnya pencapaian Buddha Sakyamuni, adalah pencapaian seorang Buddha dan tidak ada hubungannya dengan kita. Apa yang benar-benar berhubungan erat dengan kita adalah bahwa kita sebagai seorang Buddhist dapat mencapai kesempurnaan melalui pengajaran tersebut. Inilah hal yang paling penting!

Dalam hal ini, kami mengadakan investigasi di tempat. Adalah sangat benar bahwa pencapaian besar yang telah diajarkan oleh H.H. Dorje Chang Buddha III masih dapat secara jelas diingat oleh semua orang. Termasuk Elder Dharma Master Wu Ming, Elder Dharma Master Yi Zhao, dan Holy Venerable Yin Hai. Contoh lainnya adalah orang-orang suci seperti Dharma Master Tonghui, Master Puguan, Elder Dharma Master Guozhang, Great Venerable Wang Lingze, Layperson Cheng E’fen, Hou Yushan, Lin-liu Huixiu dan Zhao Yusheng, dll. Kenyataan membuktikan bahwa orang-orang yang diajar oleh H.H. Dorje Chang Buddha III telah mencapai kesempurnaan yang luar biasa.

Bahkan, seorang murid H.H. Dorje Chang Buddha III, Dharma King Gar Tongstan Ciren Gyatso, yang menjadi Presiden dari World Buddhism Association Headquarters, mempertunjukkan penguasaan terhadap kelahiran dan kematiannya sendiri yang mencengangkan dunia!

Semasa hidupnya, Dharma King Gar Tongstan telah berguru kepada banyak tokoh terkenal dalam agama Buddha. Semejak beliau menjadi murid H.H. Dorje Chang Buddha III pada tahun 1995, seolah-olah beliau telah menemukan harta karun yang paling langka dan berharga. Pengalamannya seperti Luosang Zhenzhu Geshe, satu-satunya Larampa Geshe di antara orang Chinese Han, yang saat menjawab pertanyaan seorang wartawan, berkata bahwa 60 tahunnya yang berharga dalam mempelajari agama Buddha tidak dapat dibandingan dengan satu hari belajar kepada H.H. Dorje Chang Buddha III! Renungkanlah hal ini! Setelah Dharma King Gar Tongstan belajar dharma dan pelatihan pembinaan yang diturunkan oleh H.H. Dorje Chang Buddha III, beliau melepaskan semua dharma yang tidak efektif yang telah dipelajarinya sebelumnya dan mendedikasikan dirinya untuk berlatih Budha Dharma yang diturunkan oleh H.H. Dorje Chang Buddha III. Kesadarannya semakin meningkat dan beliau mencapai keberuntungan dan kebijaksanaan yang sempurna. Pada tahun 2004, beliau mempertunjukkan kekuatan vajra yang luar biasa pada Holy Buddha-Bathing Dharma Assembly yang disaksikan oleh banyak orang, beliau mengangkat bak lotus mandi Buddha yang beratnya lebih dari 2000 kg untuk menuangkan air dari dalamnya. Pada tahun 2009, di depan banyak orang, beliau mempertunjukan dharma, dengan sadar keluar dari tubuhnya dan mengambil pil vajra yang berjarak jauh darinya. Pada akhirnya, Dharma King mencapai penerangan, melihat watak sejatinya, dan menyadari dharma-body (dharmakaya). Ceramah Kotak Perak Dharma, di mana beliau menceritakan kesadarannya, saat ini telah disebarkan secara luas di seluruh dunia.

Pada tahun 2015, komite perencanaan dan persiapan untuk gedung Kuil Juexing di Taiwan mengundang Dharma King Gar Tongstan untuk menjadi kepala biara. Pada surat bertanggal 16 Juli 2016, Dharma King Gar Tonstan menulis kepada komite bahwa beliau tidak dapat menjadi kepala biara karena beliau tidak memiliki kondisi karma tersebut. (untuk penjelasan, silahkan lihat “Jawaban No. 18” pada “Important Replies from Holy Virtuous Ones and Eminent Monastics” yang diterbitkan oleh Pusat Pertanyaan WBAH.)

Pada tahun 2017, seorang suci bernama Chen Yigu menuliskan sebuah artikel “Saya berani menjamin apa itu pahala dan apa itu dosa, dan madu bunga yang dianugerahkan oleh Buddha”. Artikel tersebut mengutip kata-kata Dharma King Gar Tongstan yang memberitahukan kepada para pengikut Buddha bahwa beliau tidak dapat menunggu sampai yayasan Ancient Buddha Temple terbentuk: “Saya, Gar Tongstan Ciren Gyatso, sama sekali tidak pantas untuk menjadi pengawas dari Ancient Buddha Temple. Selanjutnya, saya tidak memiliki kondisi karma untuk melihat dan menaati Ancient Buddha Temple. Walaupun saya dapat mengontrol kelahiran dan kematian saya sendiri, saya tidak yakin apabila saya dapat kembali ke dunia manusia setelah tiba di alam Buddha. Ini dikarenakan saya tidak tau apakah Amitabha Buddha akan memperbolehkan saya untuk kembali ke dunia manusia untuk memberikan penghormatan secara langsung kepada Buddha, kecuali H.H. Dorje Chang Buddha III, guru saya yang welas asih memanggil saya.” Betapa mulianya Buddha-Dharma di mana Dharma King dapat mencapai kesempurnaan dan dengan yakin meramalkan kelahiran dan kematiannya sendiri!

Pada “Balasan pertanyaan No. 20180102” yang diterbitkan pada 2018 oleh WBAH, dinyatakan bahwa “Hari ini, dua anggota dewan direktur dari World Buddhism Association Headquarter (WBAH) pergi untuk mendapatkan instruksi dari Dharma King, karena beberapa orang menanyakan kapan Dharma King akan meninggalkan dunia ini dengan kondisi terbebaskan. Dharma King Gar Tongstan berkata bahwa beliau telah mencapai penguasaan terhadap kelahiran dan kematiannya dengan berlatih dharma, yidam yaitu H.H. Dorje Chang Buddha III. Beliau berkata bahwa pada saat dharma terakhir ditunjukkan, beliau akan menulis surat keputusan tentang beliau akan meninggalkan dunia ini dan beliau akan meninggalkan dunia ini dalam kondisi terbebaskan. Beliau berkata bahwa beliau tidak akan membuang waktu.” Setelah mendengar hal itu, para anggota dari kelompok orang suci di WBAH segera mengadakan proses observasi untuk mendapatkan kesimpulan. Kemudian mengetahui bahwa Dharma King Gar Tongstan telah menyadari sepenuhnya tentang status Shang Zun pada tingkat Kancing Emas Kelas 3.

Mengapa Dharma King Gar Tongstan dapat berbicara dengan begitu pasti? Di dunia sekarang, di mana kah kita dapat menemukan Buddha-Dharma demikian yang dapat mengendalikan kelahiran dan kematiannya sendiri? Selama hampir 100 tahun, belum ada Buddha-Dharma yang mencengangkan dunia dengan cara ini. Dharma King berkata bahwa pada saat dharma terakhir telah ditunjukkan, beliau akan segera meninggalkan dunia pada kondisi terbebaskan. Dharma apa yang ditunggu? Surat keputusan macam apa yang akan beliau tinggalkan? Bagaimanapun, hal ini akan segera terjadi. Hanya menunggu majelis dharma diadakan. Kita tidak sabar menunggu untuk melihat apakah yang dikatakannya hanyalah omong kosong atau petunjuk kepada dharma sejati yang sesungguhnya, kita akan segera melihatnya dengan mata terbuka!

Pada September 2018, Dharma King Gar Tongstan memohon kepada Budha Master H.H. Dorje Chang Buddha III yang welas asih untuk melakukan persembahan agung mandala api suci. Beliau berkata, “Your Holiness Buddha harus menggunakan dharma tertinggi Tathagatas untuk membuktikan apakah mereka yang menyombongkan garis silsilahnya di dalam masyarakat adalah orang biasa atau orang suci, ataukah mereka hanyalah para amatir dalam agama Buddha yang telah kehilangan garis silsilah dari dharma sejati. Mereka yang memiliki pandangan jahat telah melakukan banyak usaha di website media sosial di internet untuk merusak kepemimpinan dan dharma dari Guru saya yang welas asih, H.H. Dorje Chang Buddha III. Ini adalah satu-satunya cara untuk kita menyangkal kejahatan mereka dan menunjukkan Buddha-dharma yang sejati!”

H.H. Dorje Chang Buddha III berkata, “Kamu salah. Seorang tidak boleh menyebabkan orang lain merasa buruk untuk kebaikannya sendiri. Saya tidak dapat melakukan dharma tersebut. Walaupun jika saya melakukannya, saya hanya dapat melafalkan parita-parita untuk upacara ritual.” Dharma King Gar Tongstan terus memohon, “Buddha Master yang welas asih, bahkan dengan asumsi bahwa dharma tidak ditunjukkan untuk memvalidasi Diri Anda, dharma tersebut tetaplah perlu ditunjukkan untuk tujuan memvalidasi dharma sejati Tathagatas, untuk kebaikan seluruh makhluk hidup di seluruh dunia barat untuk menghapuskan bencana dan berdoa untuk keberuntungan mereka, dan untuk kebaikan saya, murid Anda Gar Tongstan Ciren Gyatso, yang memohon Buddha-dharma sebagai syarat untuk pencerahanku!”H.H. Dorje Chang Buddha III lalu berkata, “Karena ini berhubungan dengan alasan untuk penyebaran Buddha-dharma sejati di seluruh dunia barat, dan untuk berdoa untuk keberuntungan dan kebaikan seluruh makhluk hidup, kamu dapat meyakini bahwa majelis dharma akan dilakukan. Bahkan jika saya tidak melakukannya, seorang dengan kebajikan suci yang akan melakukannya.”

Pada 17 September, seorang ahli pengerjaan logam memimpin sebuah tim untuk mempercepat pengerjaan sebuah kuali yang terbuat dari kuningan. Pada 18 September, Sister Xuan Hui membawa potongan kayu cendana dan arang dari kediaman Dharma King Gar Tongstan untuk dibakar selama persembahan api. Pada 19 September, “Holy Fire-Offering Grand Dharma Assembly” diadakan secara resmi di Holy Miracles Temple di Amerika Serikat.“Holy Fire-Offering Dharma” adalah raja dari semua dharma untuk menghapuskan penghalang karma dan meningkatkan nasib baik. Kira-kira 80 tahun yang lalu di Tibet, dharma ini berhasil dilakukan oleh Master Phapongka dan Kangsa Rinpoche. Sejak saat itu, baik di Tibet dan wilayah Han Chinese, yang disebut dharma persembahan api telah menjadi sesuatu yang hanya digambarkan di buku-buku atau digambarkan secara lisan sebagai pelaksanaan dharma suci; sehingga belum ada perwujudan nyata apa pun selama masa itu. Hanya terdapat pelaksanaan dharma biasa yang dilakukan melalui pembacaan parita. Namun, pada 19 September di Holy Fire-Offering Grand Dharma Assembly yang ditunjukkan oleh salah satu orang suci di Holy Miracles Temple di Amerika Serikat, Vajra Maternal Buddha muncul di langit. Tubuh birunya yang tinggi dan sangat besar memancarkan cahaya. Di sebuah artikel yang diterbitkan di internet, seseorang mengatakan bahwa mereka melihat Vajra Maternal Buddha menjentikkan jari, mengirimkan seberkas cahaya dari langit. Api dari kuali kemudian menyala.

Namun saya telah mewawancarai beberapa orang yang melihat sesuatu yang berbeda. Mereka melihat Vajra Maternal Buddha yang biru, menunjukkan kehadirannya di langit. Ia sangat besar, sangat tinggi dan sangat mulia dan agung. Tubuhnya dan gerakannya berubah-ubah. Sebuah jala api dan petir mengelilingi seluruh tubuhnya. Segera setelah pengawal penyalaan api selesai memohon kepadanya untuk menyalakan api, Vajra Maternal Buddha tiba-tiba menyalakan seberkas cahaya dari antara alis matanya langsung ke kuali api. Dengan segera, api yang besar mulai berkobar! Pada saat itu hanya ada 5 potong kayu cendana di dalam kuali. Apa yang dapat menyebabkan api besar menyala secepat itu? Kemudian, iblis -iblis yang disimpan di dalam mangkok vajra penangkap iblis berusaha keras untuk melarikan diri, mencoba untuk mengguncangkan mangkok untuk mencari jalan keluar. Pada saat mangkok terguncang, Vajra Maternal Buddha sekali lagi mengirimkan api dari antara alis matanya ke mangkok penangkap iblis. Saat itu juga terdengar suara “Hong”. Mangkuk penangkap iblis memancarkan api berwarna keemasan, dengan segera mengubah iblis dan karma gelap dari para pembina yang hadir menjadi bubuk yang halus. Vajra Maternal Buddha menaklukkan iblis-iblis yang jiwanya akan dibawa ke alam Buddha untuk diperbaiki! Hampir 100 orang pembina yang menghadiri majelis dharma sangat tercengang, dan mereka semua bersujud tanpa henti!

Pada majelis dharma, salah satu orang suci mengumumkan kepada pada Pembina: Majelis dharma ini telah dilakukan. Dharma King Gar Tongstan akan segera meninggalkan dunia.

Tentu saja, ini merupakan majelis dharma terakhir ditunggu oleh Dharma King Gar Tongstan. Pada hari berikutnya, Dharma King mandi, mengganti pakaiannya, dan memasuki latihan dharmanya. Di depan tempat duduk meditasinya, terdapat sebuah meja tulis, kuas dan tinta, kertas dan cairan putih. Setelah menulis sebuah surat untuk mengucapkan selamat tinggal kepada H.H. Dorje Chang Buddha III, Dharma King dengan segera duduk bermeditasi dan meninggal dunia dalam kondisi terbebaskan. Ketika biksu dari berbagai kuil mendengar berita tersebut dan segera pergi ke tempat kejadian, mereka menemukan bahwa sesaat setelah Dharma King meletakkan kuasnya, beliau meninggal dunia dalam keadaan terbebaskan degan anggun dan sangat mudah. Pada saat itu, semua menyadari bahwa sajak perpisahan penuh hormat yang ditulis oleh Dharma King Gar Tongstan menunjukkan kepada mahluk hidup di mana dharma Tathagatas yang sejati berada. Yaitu dharma sejati yang dipegang dan dikendalikan oleh by H.H. Dorje Chang Buddha III. Adalah sama dengan dharma Buddha Sakyamuni; yaitu, Buddha-dharma yang tidak bersekte dan dimiliki oleh semua agama Buddha!


Berikut adalah sajak perpisahan penuh hormat yang dituliskan oleh Dharma King Gar Tongstan:

“Sajak Perpisahan Penuh Hormat

Guru yang welas asih, H.H. Dorje Chang Buddha III,

Murid Gar Tongstan Ciren Gyatso telah memutuskan untuk meninggalkan dunia ini dalam kondisi terbebaskan dengan sempurna.

Hidup manusia penuh dengan penderitaan sepanjang tahun dan bulan, 

Saya pergi mencari pencerahan ke segala penjuru melalui pembelajaran kepada Buddha. 

Saya telah mengikuti dan tinggal dengan banyak guru untuk belajar dari mereka: 

Guang Qin, Xuan Hua, Ka Lu, dan Dharma King Dilgo Khyentse, 

Saya bekerja keras untuk mempelajari dharma aliran Sakya yang tidak pernah dibagikan, 

Semuanya tanpa hasil. Saya bersyukur kepada Guru Buddha, 

Untuk Kebebasan Mahamudra yang agung dan tak tertandingi, 

Dan inisiasi dan pengiriman dharma suci yang Saya terima secara rahasia, 

Saya telah mencapai kebebasan dari kelahiran dan kematian, 

Dengan kesadaran sejati yang Saya capai saat itu juga. 

Saya akan meletakkan kuas dan meninggalkan dunia ini, 

Memasuki kondisi terbebaskan sebelum tinta ini mengering.

Guru yang welas asih, H.H. Dorje Chang Buddha III!

Saya, Murid Tongstan dengan penuh hormat mengucapkan selamat tinggal.

September 20, 2018. ”


Dharma King Gar Tongstan

Dharma King Gar Tongstan mencapai kebebasan dari kelahiran dan kematian, dan meninggal dunia dalam kondisi terbebaskan pada waktu yang telah ia prediksi.

SebelumDharma King Gar Tongstan meninggal dunia dalam kondisi terbebaskan, ia sendiri yang menggiling tinta dan menulis Sajak Perpisahan Penuh Hormat. Pada saat ia meletakkan kuasnya, ia meninggal dunia dengan penuh keanggunan dan penuh kemudahan.

Dharma King Gar Tongstan mencapai penguasaan atas hidup dan matinya sendiri. Ia berkata akan meninggalkan dunia ini sebelum tinta mengering dan ia melakukannya. Setelah dikremasi, ia meninggalkan ringsels, bunga relic berwarna hijau, biru, kuning, putih dan hitam yang tidak pernah terjadi sebelumnya; dan sebuah relic gigi. Demikian adalah kesaksian yang ia katakan dengan sejujurnya dan sesuai dengan fakta yang sesungguhnya.

Media Contacts:


Full Name
Kai On Chan
Company
N/A
Phone Number
Website
N/A
Email
View Results in Google